Search This Blog

Kisah Inspiratif

"KEUTAMAAN AKHLAK YANG BAIK Anas bin malik berkata, "Seorang hamba -dengan akhlaknya yang baik- dapat mencapai derajat tertinggi di surga, sedangkan ia bukanlah seorang ahli ibadah. Dan -dengan akhlaknya yang buruk- dapoat terhempas ke dasar paling bawah neraka Jahanam, sedangkan ia seorang ahli ibadah". (Al-Ghazali) # Ada beberapa orang yang datang menemui Rosulullah saw, lalu berkata, "Wahai Rosulullah, si fulanah adalah orang yang rajin shalat, puasa, dan mengeluarkan zakat, tapi ia juga sering berbuat jahat terhadap tetangganya. Lantas Rosulullah saw bersbda, "Dia adalah penghuni neraka" Lalu ada yang berkata kepada Rosulullah. Bahwa ada seorang perempuan yang shalatnya biasa-biasa, begitu juga dengan puasa yang dilakukan dan zakat yang dikeluarkannya, tapi ia tidak pernah berbuat jahat terhadap tetangganya. Mendengar hal itu, beliau bersabda, "Dia adalah penghuni surga" (HR Imam Ahmad Hakim dan AL-Hatsimi). (Akhlak Mulia, 2008)# Aisyah ra berkata, "Semenjak berpindah ke madinah, keluarga Muhammad saw tidak pernah kenyang makan gandum selama tiga malam berturut-turut sampai Nabi wafat" (Bukhari Muslim) "
Powered by Blogger.

pengunjung ke:

Most Trending

Saturday 21 November 2015

Hasil gambar untuk kenikmatan berilmu
Apapun yang hendak dilakukan oleh seorang hamba hendaknya didasari atas dasar ilmu, misalkan kita ingin dunia mesti pakai ilmu, dan jika ingin akhirat juga mesti mamakai  ilmu. Sehinggaa kedudukan orang yang berilmu sangatlah agung bahkan mulia. Siapa yang hendak dihormati dan dimuliakan harus memiliki ilmu. Semua tentang ilmu.
 Ada sebuah kisah dari sahabat terdahulu yakni seorang raja yang tunduk pada orang yang berilmu. Ata’ Bin Rabah adalah seorang yang sangat fanatik dengan ilmu sampai-sampai kasurnya atau alas tidurnya tidak pernah keluar dari masjidil haram selama 30 tahun karena ata’ bin rabah selama itu menuntut ilmu disana. Sehingga Ata’ Bin Rabah dikenal dengan keilmuannya dalam melaksanakan ibadah haji, sehingga pada saat itu raja Sulaiman Bin Abdul Malik menegaskan bahwa “Tidak ada yang boleh berfatwa seputar pelaksanaan ibadah haji kecuali Ata’ Bin Rabah”. Suatu ketika sang raja ingin meminta fatwa dari Ata’ Bin Rabah namun pada saat itu sangat banyak orang yang menemui Ata’ Bin Rabah karena ingin meminta fatwa dari Ata’ Bin Rabah, kemudian sang raja datang kepada Ata’ Bin Rabah namun apa yang dibilang Ata’ Bin Rabah kepada raja,”Jangan mentang-mentang Anda raja,Anda seenaknya ingin minta fatwa duluan, ambil antrianmu sana!”. Ata’ Bin Rabah bukanlah orang yang sombong sehingga mengatakan hal seperti itu namun Karena sudah semestinya yang duluan datang yang duluan dapat, sehingga tibalah giliran raja yang mendapatkan antrian, kemudian setelah itu raja pun pulang dengan tergesa-gesa. Setelah sampai dirumahnya sang raja memanggil anaknya.” Ya bunayya ( wahai anakku) … kemarilah bapak ingin memeberitahukan sesuatu kepada kalian bahwa bapak tidak pernah tunduk sama siapapun kecuali orang ini”, yang dimaksud adalah Ata’ Bin Rabah.” Maka dari itu wahai anak-anaku tuntutlah ilmu sana tuntutlah ilmu sebanyak-banyaknya”. Demikian kisah dari raja yang tidak pernah tunduk kepada siapapun sebelumnya sama orang lain kecuali sama  Ata’ Bin Rabah beliau adalah murid dari Abdullah bin ibnu abbas r.a.
 Begitu mulia sisi ilmu dari segi manapun. Begitu nikmatnya ilmu jika kita memilikinya, begitu indahnya dunia dengan segudang ilmu yang kita miliki. Sekarang pertanyaanya, apakah kita tidak mau merasakan nikmatnya ilmu? Ada sebuah pepetah dari Imam syafi’I yang begitu sangat menyentuh hati dan pikiran kita semua Imam Syafi’i mengatakan bahwa “ Jika sekarang engkau tidak tahan dengan beratnya belajar,maka nanti engkau akan lebih menderita dengan pahitnya kebodohan”. Sungguh kata-kata ini begitu dalam disampaikan oleh seorang imam yang termashur bahkan ilmu dari Imam Syafi’i menjadi pedoman bagi seluruh umat manusia yang kini bermazhab Syafi’i. Selain itu ada juga kata-kata motivasi dari Al Ustadz Abu Usamah yang diambil dari kata  Sahabat Ali Bin Abi Thalib r.a yang mengatakan bahwa “Cukuplah ilmu itu dikatakan  mulia,berharga,dan mahal. Apa buktinya? orang yang tidak punya ilmu ngaku-ngaku bahwa ia memiliki ilmu bahkan ia senang kalau ia dinisbatkan sebagai orang yang berilmu, misalnya Pak Kyai,Pak Ustadz, Pak Tuan Guru dan seterusnya Sehingga membuat dia senang. Inilah yang menunjukan bahwa ilmu itu berharga dan mulia yang diinginkan dan dirindukan oleh semua orang.
 Dan sebaliknya bahwa “Cukuplah sebagai bukti bahwa kebodohan itu jelek, yaitu bodoh dalam segala hal.  Apa buktinya? Yaitu orang yang memang benar-benar bodoh tidak mau dikatakan orang yang bodoh. Ini menunjukan bahwa kebodohan itu sangatlah jelek. Maka dari itu kita dituntut untuk selalu dan terus mencari ilmu. Jikalau ada yang bertanya sampai kapan kita harus menuntut ilmu maka kita katakan sebagaiman ulama terdahulu mengatakan bahwa selama engkau menganggap kebodohan itu jelek maka selama itu pula engkau harus menuntut ilmu,sampai mati insha Allah kita akan menganggap kebodohan itu jelek berarti selama itu juga kita harus menuntut ilmu. Tidak ada istirahat dan tidak ada pensiun bagi yang namanya menuntut ilmu. Maka ketika Imam Ahmad ditanya oleh ibundanya bahwa “Kapan sih istirahat nak? setiap hari belajar,belajar, belajar dan menulis. Kapan istirahat nak?”. Maka Imam Ahmad menjawab ibundanya dengan mengatakan”Umy,.. tidak ada istirahat bagi anakmu ini kecuali ketika anakamu ini nantinya meletakkan kakinya ditanah surga, baru berhenti dan istirahat dalam menuntut ilmu dan selesai capek capekan. Subhanallah..
Ilmu, apa yang membuatnya istimewa? Ilmu adalah sebuah kata yang merubah sisi kehidupan seseorang karena dengan ilmu apapun bisa kita raih. Bukan hanya itu sang pencipta alam yang mengusai kehidupan kita juga bernama ilmu atau alim dalam bahasa arab. Dalam asmaul husna kita bisa menemukan kata alim yang berarti nama Allah yang sekaligus menjadi sifat yang dimiliki oleh Allah bahwa allah itu mulia dengan keilmuannya atau maha mengetahuinya. Sehingga Allah memerintahkan kepada kita bahkan mewajibkan untuk tolabul ilmi atau menuntut ilmu dengan dalil bahwa : 
 فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ
Bertanyalah kepada ahli ilmu jika engkau tidak tahu” (QS. An Nahl: 43)  dan rasulullah juga mensenyalir bahwa “tidaklah mereka bertanya disaat mereka tau bahwa mereka tidak tau, padahal obat yang paling mujarab untuk penyakit kronis yang namanya kebodohan adalah as su’a (menuntut ilmu)”. Oleh sebab itu Al Imam Ibnu Hambali mengatakan”Ilmu itu tidak ada yang menyamainya dengan apapun dan segala galanya”.
Maka dari itu, mari kita sama-sama menuntut ilmu. Ilmu itu tidaklah sulit untuk kita dapatkan asalkan ada kemauan pasti ada jalan. tidak ada yang tidak mungkin, apakah kalian tidak tahu bahwa hanya do’a yang bisa mengubah takdir seseorang, jadi usaha atau ikhtiar dan do’a juga diperlukan untuk kita bisa mendapatkan yang namanya ilmu, yaitu ilmu yang barokah,ilmu yang memang Allah ridhoi untuk kita semua. Semoga dengan artikel ini bisa menggugah semangat kita dalam menuntut ilmu, saya penulis juga berusaha agar apa yang saya sampaikan dalam tulisan ini juga dapat saya amalkan. Disini bukan saya yang beruntung dan bukan anda yang membaca ini yang beruntung. Tapi yang beruntung adalah yang mengamalkan hal ini, namun saya yakin setelah membaca artikel ini,semua kita semakin semangat dalam menuntut yang namanya ilmu, karena ilmu menjajikan segalanya bukan hanya dunia namun akhirat, amiin insha Allah..
Barakallahufikum terima kasih.
 by tommy :)

0 komentar: