Search This Blog

Kisah Inspiratif

"KEUTAMAAN AKHLAK YANG BAIK Anas bin malik berkata, "Seorang hamba -dengan akhlaknya yang baik- dapat mencapai derajat tertinggi di surga, sedangkan ia bukanlah seorang ahli ibadah. Dan -dengan akhlaknya yang buruk- dapoat terhempas ke dasar paling bawah neraka Jahanam, sedangkan ia seorang ahli ibadah". (Al-Ghazali) # Ada beberapa orang yang datang menemui Rosulullah saw, lalu berkata, "Wahai Rosulullah, si fulanah adalah orang yang rajin shalat, puasa, dan mengeluarkan zakat, tapi ia juga sering berbuat jahat terhadap tetangganya. Lantas Rosulullah saw bersbda, "Dia adalah penghuni neraka" Lalu ada yang berkata kepada Rosulullah. Bahwa ada seorang perempuan yang shalatnya biasa-biasa, begitu juga dengan puasa yang dilakukan dan zakat yang dikeluarkannya, tapi ia tidak pernah berbuat jahat terhadap tetangganya. Mendengar hal itu, beliau bersabda, "Dia adalah penghuni surga" (HR Imam Ahmad Hakim dan AL-Hatsimi). (Akhlak Mulia, 2008)# Aisyah ra berkata, "Semenjak berpindah ke madinah, keluarga Muhammad saw tidak pernah kenyang makan gandum selama tiga malam berturut-turut sampai Nabi wafat" (Bukhari Muslim) "
Powered by Blogger.

pengunjung ke:

Most Trending

Sunday 25 October 2015
 #  Asal-usul Tarhim Menjelang Shubuh

Shalawat Tarhimnya Syaikh Mahmud Khalil al-Khusshariy disebut dalam dua versi, memakai huruf ح (Tarhim) dan memakai huruf خ (Tarkhim). Hal ini dapat dimaklumi, karena sebagian orang terutama orang Jawa biasa mentransliterasikan huruf حmenjadi “kh”. Namun, Kyai Mathari Mansur juga membenarkan variasi penulisan “Tarkhim” sebagai transliterasi dari ترخيم yang mengacu pada lantunan dzikir yang sama. Menurut beliau, Tarkhim dengan huruf خ memiliki makna mengagungkan Allah Swt.


Tarhim sebelum Shubuh pertamakali dipopulerkan di Indonesia melalui Radio Yasmara (Yayasan Masjid Rahmat), Surabaya pada akhir tahun 1960-an. Penggubahnya adalah Syaikh Mahmoud Khalil al-Husshariy, ketua Jam’iyyatul Qurra’ di Kairo, Mesir. Menurut Cak Nun Syaikh al-Husshariy pernah berkunjung ke Indonesia dan diajak ke Lokananta, Solo untuk rekaman shalawat Tarhim ini.

 Sekilas Biografi Syaikh Mahmud Khalil al-Husshariy

Syaikh Mahmud Khalil al-Husshariy, qari al-Quran terkenal dengan suara emasnya yang fenomenal, adalah ulama lulusan Universitas al-Azhar dan merupakan salah satu Qâri’ paling ternama di zamannya sampai ia diberi gelar Syaikh al-Maqâri (Syaikhya Ahli Qira-ah). Syaikh al-Husshariy dikenal karena kepiawaiannya dalam membaca al-Quran secara tartîl. Ia mengatakan: “Membaca al-Quran bukan semata-mata tentang irama (lagu) atau seni bacaannya. Yang terpenting adalah tartîl, memahami bacaan al-Quran dengan baik dan benar, yaitu melalui studi kebahasaan (linguistik) dan dialek Arab kuno serta penguasaan teknik pelafalan huruf maupun kata-perkata dalam al-Quran. Dengan begitu bisa dicapai tingkat kemurnian (keaslian makna) yang tinggi dalam membaca al-Quran.”

Syaikh Mahmud al-Husshariy lahir di sebuah desa bernama an-Namla Shabra di Tanta, Mesir pada tanggal 17 September tahun 1917 M. Mahmud memasuki sekolah al-Quran pada usia empat tahun. Di usianya yang 8 tahun sudah berhasil menghafal al -Quran secara keseluruhan. Dan pada usia 12 tahun ia mulai mempelajari sepuluh qiraah (Qira-ah ‘Asyrah) di al-Azhar.

Ketika berumur 25 tahun ia pergi ke Tanta dan membuktikan dirinya sebagai seorang qari. Akhirnya dia menjadi qari di Masjid Ahmadi dan terkenal di sana. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1944 M, ia pindah ke Kairo dan memasuki stasiun radio resmi sebagai qari dimana ia membuat bacaan pertama pada 16 Februari 1944 M.

Pada tanggal 7 Agustus 1948 M, ia dinominasikan sebagai muadzin di Masjid Sidi Hamza dan kemudian qari di masjid yang sama. Dia juga mengawasi pusat-pusat bacaan provinsi al-Gharbia. Pada tahun 1949 M, Syaikh Mahmud Khalil al-Husshariy diangkat menjadi qari Sidi Ahmed al-Badaoui Tanta, al-Ahmadi Masjid dan kemudian al-Imam al-Husein Masjid di Kairo pada tahun 1955 M.

Di Kairo, Syaikh al-Husshariy juga belajar di Universitas al-Azhar. Dia dikenal sebagai sarjana yang religius dan penulis banyak buku tentang berbagai aspek al-Quran. Dia juga terlibat dalam pencetakan Azhari terbaru dari teks al-Quran.

Statusnya sebagai qari, ia memegang gelar Syaikh al-Maqâri (Scholar dari reciters), dan pendapatnya sering diminta dan dikutip oleh berbagai media masa. Dia juga disertai rektor al-Azhar pada perjalanan dan diundang untuk berpartisipasi dalam Festival Dunia Islam di London (1976).

Rekaman Syaikh al-Husshary tersebar luas didistribusikan di luar Mesir. Sebagai salah satu dari peringkat unggul 4 qari di Mesir, ia mencatat teks al-Quran yang lengkap di kedua gaya bacaan, murattal (tartil) dan mujawwad (tajwid). Dan ia juga yang pertama untuk merekam dan menyiarkan gaya murattal. Syaikh al-Husshariy dikenal atas kebenaran bacaannya (tajwid), sehingga anaknya pun menjadi pembaca al-Quran profesional.

Syaikh Mahmud Khalil al-Husshariy wafat pada hari Ahad tanggal 24 Nopember tahun 1980 M di Kairo, Mesir.

Teks dan Terjemahan Shalawat Tarhim

الصلاة والسلام عليك
يا امام المجاهدين
يا رسول اللهالصلاة والسلام عليك
يا نا صرالهدى
يا خير خلق الله
الصلاة والسلام عليك
يا ناصر الحق يا رسول الله
الصلاة والسلام عليك
يامن اسرى بك المهيمن ليلا نلت ما نلت والانام نيام
وتقدمت للصلاة فصلى كل من في السماء وانت الامام
والي المنتهى رفعت كريما وسمعت النداء عليك السلام
يا كريم الاخلاق
يا رسول الله
صلي الله عليك
وعلي اليك واصحابك اجمعين

Ashshalâtu wassalâmu ‘alâik, yâ Imâmal Mujâhidîn yâ Rasûlallâh
(Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamuduhai pemimpin para pejuang, ya Rasulullah).
Ashshalâtu wassalâmu ‘alâik, yâ Nâshiral Hudâ yâ Khaira Khalqillâh
(Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu, duhai penuntun petunjuk Ilahi, duhai makhluk yang terbaik).
Ashshalâtu wassalâmu ‘alâik, yâ Nâshiral Haqqi yâ Rasûlallâh
(Shalawat dan salam semoga tercurahkan atasmu, duhai penolong kebenaran, ya Rasulullah).
Ashshalâtu wassalâmu ‘alâik, yâ Man asrâ bikal Muhaiminu lailan
(Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu, wahai Yang Memperjalankanmu di malam hari, Dialah Yang Maha Melindungi).
Nilta mâ nilta wal anâmu niyâmu
(Engkau memperoleh apa yang kau peroleh, sementara semua manusia tertidur).
Wataqaddamta lishshalâti fashallâ
(Dan engkau beranjak untuk shalat, maka engkau pun melakukan shalat).
Kullu man fissamâ-i wa Antal Imâmu
(Semua penghuni langit melakukan shalat di belakangmudan engkaulah yang menjadi imamnya).
Wa ilal muntahâ rufi’ta karîman
(Engkau diberangkatkan ke Sidratul Muntaha karena kemulianmu).
Wasami’ta nidâ-an ‘alaikassalâm
(Dan engkau mendengar ucapan salam atasmu).
Yâ karîmal akhlâq, yâ Rasûlallâh
(Duhai yang paling mulia akhlaknya, ya Rasulullah).
Shallallâhu ‘alaika, wa‘alâ âlika wa ashhâbika ajma’în
(Semoga shalawat senantias tercurah atasmu, keluargamu dan semua sahabatmu).

 sumber : 

Written By Sya'roni As-Samfuriy http://pustakamuhibbin.blogspot.co.id/

posting : akhy tommy

0 komentar: