Remaja Mushalla Nurul 'Ilmi SMAN 1 Praya

Kisah Inspiratif

"KEUTAMAAN AKHLAK YANG BAIK Anas bin malik berkata, "Seorang hamba -dengan akhlaknya yang baik- dapat mencapai derajat tertinggi di surga, sedangkan ia bukanlah seorang ahli ibadah. Dan -dengan akhlaknya yang buruk- dapoat terhempas ke dasar paling bawah neraka Jahanam, sedangkan ia seorang ahli ibadah". (Al-Ghazali) # Ada beberapa orang yang datang menemui Rosulullah saw, lalu berkata, "Wahai Rosulullah, si fulanah adalah orang yang rajin shalat, puasa, dan mengeluarkan zakat, tapi ia juga sering berbuat jahat terhadap tetangganya. Lantas Rosulullah saw bersbda, "Dia adalah penghuni neraka" Lalu ada yang berkata kepada Rosulullah. Bahwa ada seorang perempuan yang shalatnya biasa-biasa, begitu juga dengan puasa yang dilakukan dan zakat yang dikeluarkannya, tapi ia tidak pernah berbuat jahat terhadap tetangganya. Mendengar hal itu, beliau bersabda, "Dia adalah penghuni surga" (HR Imam Ahmad Hakim dan AL-Hatsimi). (Akhlak Mulia, 2008)# Aisyah ra berkata, "Semenjak berpindah ke madinah, keluarga Muhammad saw tidak pernah kenyang makan gandum selama tiga malam berturut-turut sampai Nabi wafat" (Bukhari Muslim) "

Liqo secara bahasa berarti pertemuan. Secara istilah liqo merupakan pertemuan yang di dalamnya secara garis besar diisi oleh aktivitas pengajian dan mendengarkan tausiah/nasihat dalam rangka menambah keimanan. Umumnya kegiatan liqo ini dapat kita jumpai di masjid-masjid yang dimana mereka akan duduk membentuk lingkaran seperti kelompok diskusi. Karena duduk yang membentuk lingkaran inilah, banyak masyarakat yang menyebut liqo sebagai ‘halaqoh’ yang artinya lingkaran.

Sebuah liqo lazimnya terdiri atas murabbi dan mutarrabi. Murabbi artinya pembina dan mutarrabi artinya yang dibina. Dalam satu kelompok liqo biasanya terdiri dari 5-15 orang. Dalam liqo biasanya membahas tentang ilmu agama islam serta permasalahan isu terkini tentang islam baik di Indonesia maupun dunia.

Kegiatan liqo merupakan salah satu wadah untuk mengecas iman, bertemu dengan saudara yang sama-sama berjuang di jalan Allah akan mempererat tali silaturahmi, meningkatkan iman, dan menambah wawasan global. Rasulullah pada zamannya juga berkumpul membentuk lingkaran dan mengkaji atau membahas tentang ajaran Islam kepada para sahabat.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَه

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah membaca Kitabullah dan saling mengajarkan satu dan lainnya melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), akan dinaungi rahmat, akan dikeliling para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” (HR. Muslim, no. 2699)

Dari hadits di atas dapat kita simpulkan bahwa liqo merupakan kegiatan islam yang mempunyai manfaat plus plus, baik di dunia maupun di akhirat. Jadi, Akhy wa ukhty fillah berhubung Allah masih memberikan kita kesempatan untuk hidup mari bersama-sama ringankan langkah kaki kita menuju majelis-majelis taklim untuk meningkatkan ketakwaan dan perkuat keimanan kepada sang pencipta.

Post by Hanna Zuel